Minggu, 25 September 2011

Menanti Kematian

Minggu ini benar-benar adalah minggu duka cita bagi saya.
Rabu, 22 Agustus 2011, pagi-pagi sekali saya sudah mendapatkan SMS dari seorang teman anggota kami Koor Ama HKBP Bogor, bahwa teman kami Bapak SH Tambunan telah meninggal dunia pagi Jam 05.00 di RS Marzuki Bogor. Beliau ini termasuk anggota kami yang sudah puluhan tahun selalu aktive dalam persekutuan Koor Ama, dan merupakan andalan kami untuk suara Bass. Sekitar tahun 2009 beliau ini sudah mulai sakit-sakitan dan secara drastis kondisi tubuh beliau semkin lemah. Pada suatu ketika beliau ini membawa sebuah partitur lagu kepada saya dan mengatakan: "Guru, molo mate ahu sogot, on ma endehon hamu paborhathon ahu". Lagu tersebut nampaknya ditulis sendiri oleh beliau dan ditandatangani.
Rabu siang, Amangboru saya Pardede menelepon saya mengatakan Namboru saya (isterinya) yang sudah lama sakit, kembali masuk ke ICCU di RS Mitra Keluarga Depok. Perasaan saya mengatakan bahwa ini mungkin adalah kunjungan terakhir Namboru ini ke Rumah Sakit setelah beberapa kali pulang balik dirawat karena penyakit Cancer yang menggerogoti tubuhnya. Saya langsung menghubungi kerabat2 dan menyampaikan perasaan saya agar kami sekeluarga siap-siap kalau2 sesuatu terjadi dengan Namboru ini. Benar saja, ketika sekitar Jam 1900 saya sedang mempersiapkan lagu untuk penghiburan ke kel Amang SH Tambunan, Amangboru saya Pardede menelpon saya bahwa Namboruku yang sangat baik dan lemah lembut itu telah pulang kepada Bapanya di Surga.
Hari ini, setelah rapat saya selesai jam 11:00, menunggu rapat selanjutnya, saya mebuka facebook saya sambil menunggu makan siang. Dan sungguh saya terperanjat membaca status @Monang Naipospos memberitakan bahwa saudara saya @Robert Naibaho telah juga menghadap kepada Sang Pencipta. Robert Naibaho, seorang professional yang telah mencapai puncak kariernya di salah satu perusahaan BUMN besar di negeri ini, adalah seorang Batak asli yang sangat peduli dengan kampung halamannya dan Habatahon. Walaupun perkenalan kami dimulai melalui media Facebook ini, tapi kesantunannya berbahasa batak, dan kepeduliannya kepada Habatahon dan Danau Toba mempercepat kami untuk saling dekat, terlepas dengan hubungan khusus antara marga kami, yang menyebabkan beliau selalu memanggil saya dengan sebuttan Ampara Raja Sidoli.
Ada hal yang menarik bagi saya dari meninggalnya Amang SH Tambunan dan Namboru saya Ny Pardede Herawati br Sihombing. Sementara meninggalnya saudaraku Robert Naibaho sungguh sangat mengejutkan bagi saya.
Sering kali kita mengatakan bahwa kita tidak pernah mengetahui kapan kematian itu akan datang, bahkan kita sering kali merngibaratkan bahwa kematian itu seperti pencuri malam. Bagi saya kematian Amang SH Tambunan dan Namboru saya adalah sebuah kematian yang sangat indah. Sebuah kematian yang dinantikan dan disiapkan.
Amang Tambunan ini telah mempersiapkan dirinya menunggu kematian tersebut hampir setahun lebih. Bahkan seluruh kehidupannya pada tahun2 terakhir hayatnya adalah mempersiapkan diri menuju kematian tersebut. Coba kita simak lirik lagu yang beliau pilih untuk kami nyanyikan di hari kematiannya:

Ale Amang Asi RohaM (BE No. 681)

Ale Amang Asi rohaM di ahu pardosaon
Unduk do rohangkon nuaeng marsomba tu joloM
Unang jujur, unang jujur, angka dosangki
Sai salpuhon, sai salpuhon sian rohaMi

Ale Amang sai pargogoi ma ahu dihasiangan on
TondiM pasaor tu tondingkon pamalum rohangkon
Sai usehon, sai usehon TondiMi di ahu
Asa monang maralohon parungkilon au

Mauliate ma di Ho O Tuhan Debata,
Sai jalo ma au on muse tu surgo banuaM
Asa sonang, asa sonang raphon Ho disi
Pujionku ma goarmu Salelengna i

Lebih dari itu, selama masa menurunnya kesehatannya, dia tidak pernah melewatkan setiap hari Jumat malam untuk ikut bersama-sama dengan kami dalam latihan koor walaupun suaranya sudah sangat lemah. Saya sungguh sangat kagum dengan Inang boru Siahaan (istrinya) yang dengan sabar mengantarkan beliau ke persekutuan kami setiap jam 7 malam dan menunggunya untuk pulang 2 jam berikutnya. Demikian juga saya dengar dengan persekutuan Lanjut Usia (LANSIA) yang diikutinya. Bahkan menjelang kematiannya pakaian yang akan dipakai pada kematiannya pun sudah dipilihkan yakni Pakaian Seragam mereka di Kategorial LANSIA yang baru-baru ini mereka pakai pada Festival LANSIA se-Distrik Jawa Kalimantan. Dia juga sudah mempersiapkan riwat hidup sendiri yang harus dibacakan oleh anaknya pada hari kematiannya. Dan menurut kesaksian Inang br Siahaaan, menjelang kematiannya Beliau dengan tulus meminta maaf secara khusus kepada Inang itu atas semua kesalahan2 yang dia perbuat dan ketidakbahagiaan selama kebersamaan mereka.

Hal yang sama juga terjadi dengan Namboru saya Herawati boru Sihombing. Seakan telah mengetahui waktunya telah tiba, dalam 2 hari menjelang kematiannya begitu lancarnya beliau bercerita dan berbicara dengan semua keluarga yang menunggui beliau selama di rumah sakit. Dengan rinci dia menyampaikan pesan2 terakhirnya kepada suaminya tercinta dan juga anak kesayangannya semata wayang untuk dicatat oleh adeknya. Dia menyiapkan semua daftar2 pakaian yang harus digunakan pada kematiannya, dan barang2 yang harus dimasukkan kepada petinya untuk ikut bersama2 dia, seperti sepatunya bahkan payung kesayangannya. Setelah semuanya sudah selesai, beliau meminta memanggil pendeta untuk melakukan perjamuan kudus terakhir buatnya. Dan setelah itu, kondisinya langsung menurun drasitis yang memaksa rumah sakit harus memasukkan beliau ke ruang ICU sampai pada kematiannya.

Secara langsung saya tidak ada komunikasi beberapa waktu ini dengan saudaraku Robert Naibaho, tapi dari cerita dan kesaksian Tulang Nestor Rico Tambunan, dalam pertumuan mereka sampai 4 kali seakan-akan telah menyampaikan pesan-pesan terakhir beliau tentang keluarga, perusahaannya dan pertemanannya.
Selamat Jalan sahabat-sahabatku dan Namboruku tersayang, Terima kasih kepada Tuhan yang telah membimbing dan menganugerahkan hati dan pikiran yang terang kepada kalian untuk mempersiapkan diri pada hari terakhir kalian sebelum bersama-sama dengan Tuhan di surga. Semoga kami yang ditinggalkan ini, diberi kesempatan untuk mempersiapkan diri, seperti kalian mempersiapkan diri untuk menghadap kepada yang Pencipta dan pengasih

Bogor, 24 September 2011

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Betway India Archives - Review - Latest in 2021
New starvegad players welcome a deposit bonus of 100%, a new player bonus of 100%, or a 100% bonus up ラッキーニッキー to Rs. 500. Min gioco digitale deposit: ₦100 (P000)Min Withdrawal: ₦100 (P000)