Minggu ini benar-benar adalah minggu duka cita bagi saya.
Rabu,
22 Agustus 2011, pagi-pagi sekali saya sudah mendapatkan SMS dari
seorang teman anggota kami Koor Ama HKBP Bogor, bahwa teman kami Bapak
SH Tambunan telah meninggal dunia pagi Jam 05.00 di RS Marzuki Bogor.
Beliau ini termasuk anggota kami yang sudah puluhan tahun selalu aktive
dalam persekutuan Koor Ama, dan merupakan andalan kami untuk suara Bass.
Sekitar tahun 2009 beliau ini sudah mulai sakit-sakitan dan secara
drastis kondisi tubuh beliau semkin lemah. Pada suatu ketika beliau ini
membawa sebuah partitur lagu kepada saya dan mengatakan: "Guru, molo
mate ahu sogot, on ma endehon hamu paborhathon ahu". Lagu tersebut
nampaknya ditulis sendiri oleh beliau dan ditandatangani.
Rabu
siang, Amangboru saya Pardede menelepon saya mengatakan Namboru saya
(isterinya) yang sudah lama sakit, kembali masuk ke ICCU di RS Mitra
Keluarga Depok. Perasaan saya mengatakan bahwa ini mungkin adalah
kunjungan terakhir Namboru ini ke Rumah Sakit setelah beberapa kali
pulang balik dirawat karena penyakit Cancer yang menggerogoti tubuhnya.
Saya langsung menghubungi kerabat2 dan menyampaikan perasaan saya agar
kami sekeluarga siap-siap kalau2 sesuatu terjadi dengan Namboru ini.
Benar saja, ketika sekitar Jam 1900 saya sedang mempersiapkan lagu untuk
penghiburan ke kel Amang SH Tambunan, Amangboru saya Pardede menelpon
saya bahwa Namboruku yang sangat baik dan lemah lembut itu telah pulang
kepada Bapanya di Surga.
Hari ini, setelah rapat saya selesai jam
11:00, menunggu rapat selanjutnya, saya mebuka facebook saya sambil
menunggu makan siang. Dan sungguh saya terperanjat membaca status
@Monang Naipospos memberitakan bahwa saudara saya @Robert Naibaho telah
juga menghadap kepada Sang Pencipta. Robert Naibaho, seorang
professional yang telah mencapai puncak kariernya di salah satu
perusahaan BUMN besar di negeri ini, adalah seorang Batak asli yang
sangat peduli dengan kampung halamannya dan Habatahon. Walaupun
perkenalan kami dimulai melalui media Facebook ini, tapi kesantunannya
berbahasa batak, dan kepeduliannya kepada Habatahon dan Danau Toba
mempercepat kami untuk saling dekat, terlepas dengan hubungan khusus
antara marga kami, yang menyebabkan beliau selalu memanggil saya dengan
sebuttan Ampara Raja Sidoli.
Ada hal yang menarik bagi saya dari
meninggalnya Amang SH Tambunan dan Namboru saya Ny Pardede Herawati br
Sihombing. Sementara meninggalnya saudaraku Robert Naibaho sungguh
sangat mengejutkan bagi saya.
Sering kali kita mengatakan bahwa
kita tidak pernah mengetahui kapan kematian itu akan datang, bahkan kita
sering kali merngibaratkan bahwa kematian itu seperti pencuri malam.
Bagi saya kematian Amang SH Tambunan dan Namboru saya adalah sebuah
kematian yang sangat indah. Sebuah kematian yang dinantikan dan
disiapkan.

Amang
Tambunan ini telah mempersiapkan dirinya menunggu kematian tersebut
hampir setahun lebih. Bahkan seluruh kehidupannya pada tahun2 terakhir
hayatnya adalah mempersiapkan diri menuju kematian tersebut. Coba kita
simak lirik lagu yang beliau pilih untuk kami nyanyikan di hari
kematiannya:
Ale Amang Asi RohaM (BE No. 681)
Ale Amang Asi rohaM di ahu pardosaon
Unduk do rohangkon nuaeng marsomba tu joloM
Unang jujur, unang jujur, angka dosangki
Sai salpuhon, sai salpuhon sian rohaMi
Ale Amang sai pargogoi ma ahu dihasiangan on
TondiM pasaor tu tondingkon pamalum rohangkon
Sai usehon, sai usehon TondiMi di ahu
Asa monang maralohon parungkilon au
Mauliate ma di Ho O Tuhan Debata,
Sai jalo ma au on muse tu surgo banuaM
Asa sonang, asa sonang raphon Ho disi
Pujionku ma goarmu Salelengna i
Lebih
dari itu, selama masa menurunnya kesehatannya, dia tidak pernah
melewatkan setiap hari Jumat malam untuk ikut bersama-sama dengan kami
dalam latihan koor walaupun suaranya sudah sangat lemah. Saya sungguh
sangat kagum dengan Inang boru Siahaan (istrinya) yang dengan sabar
mengantarkan beliau ke persekutuan kami setiap jam 7 malam dan
menunggunya untuk pulang 2 jam berikutnya. Demikian juga saya dengar
dengan persekutuan Lanjut Usia (LANSIA) yang diikutinya. Bahkan
menjelang kematiannya pakaian yang akan dipakai pada kematiannya pun
sudah dipilihkan yakni Pakaian Seragam mereka di Kategorial LANSIA yang
baru-baru ini mereka pakai pada Festival LANSIA se-Distrik Jawa
Kalimantan. Dia juga sudah mempersiapkan riwat hidup sendiri yang harus
dibacakan oleh anaknya pada hari kematiannya. Dan menurut kesaksian
Inang br Siahaaan, menjelang kematiannya Beliau dengan tulus meminta
maaf secara khusus kepada Inang itu atas semua kesalahan2 yang dia
perbuat dan ketidakbahagiaan selama kebersamaan mereka.
Hal yang
sama juga terjadi dengan Namboru saya Herawati boru Sihombing. Seakan
telah mengetahui waktunya telah tiba, dalam 2 hari menjelang kematiannya
begitu lancarnya beliau bercerita dan berbicara dengan semua keluarga
yang menunggui beliau selama di rumah sakit. Dengan rinci dia
menyampaikan pesan2 terakhirnya kepada suaminya tercinta dan juga anak
kesayangannya semata wayang untuk dicatat oleh adeknya. Dia menyiapkan
semua daftar2 pakaian yang harus digunakan pada kematiannya, dan barang2
yang harus dimasukkan kepada petinya untuk ikut bersama2 dia, seperti
sepatunya bahkan payung kesayangannya. Setelah semuanya sudah selesai,
beliau meminta memanggil pendeta untuk melakukan perjamuan kudus
terakhir buatnya. Dan setelah itu, kondisinya langsung menurun drasitis
yang memaksa rumah sakit harus memasukkan beliau ke ruang ICU sampai
pada kematiannya.
Secara langsung saya tidak ada komunikasi
beberapa waktu ini dengan saudaraku Robert Naibaho, tapi dari cerita dan
kesaksian Tulang Nestor Rico Tambunan, dalam pertumuan mereka sampai 4
kali seakan-akan telah menyampaikan pesan-pesan terakhir beliau tentang
keluarga, perusahaannya dan pertemanannya.
Selamat Jalan
sahabat-sahabatku dan Namboruku tersayang, Terima kasih kepada Tuhan
yang telah membimbing dan menganugerahkan hati dan pikiran yang terang
kepada kalian untuk mempersiapkan diri pada hari terakhir kalian sebelum
bersama-sama dengan Tuhan di surga. Semoga kami yang ditinggalkan ini,
diberi kesempatan untuk mempersiapkan diri, seperti kalian mempersiapkan
diri untuk menghadap kepada yang Pencipta dan pengasih
Bogor, 24 September 2011
1 komentar:
Betway India Archives - Review - Latest in 2021
New starvegad players welcome a deposit bonus of 100%, a new player bonus of 100%, or a 100% bonus up ラッキーニッキー to Rs. 500. Min gioco digitale deposit: ₦100 (P000)Min Withdrawal: ₦100 (P000)
Posting Komentar